Senin, 30 Maret 2009

Uang untuk Ibu
oleh Meutia Wibisono Rabu, 18/03/2009 14:51 WIB
Aku mengenal ibu sebagai orang yang rajin membuat anggarankeuangandan mencatat harga-harga barang yang dibelinya setelah berbelanjadipasar. Meskipun itu hanya segenggam jeruk nipis ataupunsebuahpepaya. Catatan belanja ibu hanya sebuah buku tulis bekas kami diSD.Menurut ibu, catatan belanja yang rapi akan membuat keadaankeuangankita mudah dikontrol. Jika harga barang yang dibeli terlalumahal,mungkin ada beberapa barang lain yang tidak perlu dibelidulusehingga pengeluaran tidak melebihi anggaran. Kita bisa berhematdanselalu mengecek pengeluaran jika dicatat. Jika ada kelebihanuangyang ditabung, nanti bisa digunakan untuk berbagai keperluanpenting.Ibu juga rajin berusaha mendapatkan uang tambahan.
Sebagai iburumahtangga yang selalu sibuk melaksanakan pekerjaan rumah dananak-anak,beliau termasuk cermat mengatur waktu untuk menerima pesanan jahitan dari teman-temannya. Disamping itu dengan keahlian memasaknya,beliausering juga menerima orderan membuat makanan kecil untukarisan.Kelebihan uang belanja tadi dijadikan ibu sebagai modal untukmembelikain-kain yang akan dijahit sesuai pesanan. Selisih pembeliankaindan modal awal menjadi tambahan tabungan untuk ibu.
Sikap giat mencari uang dan rajin berhemat itu selalu kukenang hingga kini dan menjadi pelajaran berharga bagiku.Uang dalam tabungan ibu kemudian berubah menjadi perhiasanemas,cincin emas favoritku yang selalu kupakai hingga kini, cicilansepraibaru, karpet, pajangan di ruang tamu, lemari buku, gorden barudansebagainya. Walaupun ibu banyak memperoleh kelebihan uang darisikaphemat dan kepintarannya mencari uang, tetapi tabungan ituselalunyaris kosong. Karena saat itu aku sudah semakin besar dan punya banyak keinginan, sehingga aku sering meminta uang pada ibu.
Suatukali aku memerlukan uang untuk biaya les, setelahkutunggu-tunggu,ternyata Bapak belum bersedia membayarkan. Lalu ibu dengansabarmenghibur, katanya uang jahitan dari Tante Ani bisa dipakaiuntukbiaya les. Alhamdulillah, betapa baiknya ibuku...
Ketika tabungan ibu yang kuhabiskan belum dapat kuganti,secarabergantian adik-adikku turut menikmati tabungan ibu. Merekamembelibaju baru, perlengkapan sekolah bahkan menggunakan uang ibu untuk keperluan yang paling tidak masuk akal sekalipun seperti pulsatelponsampai berjuta-juta rupiah. Ibu kadang kesal, tetapi demi anak-anaknya, ibu tetap memberikan apa yang dimilikinya. Satu persatugelang emas ibu jadi kembali ke toko tempat membeli dahulu.Ada karena biaya yang dikeluarkan untuk adikku, atau biayapernikahanku,biaya wisuda adikku yang lain. Aku sedih melihat gelang-gelangituterpajang kembali di toko. "Tak apa, toh ibu juga takutdirampokorang kalau pakai gelang mahal-mahal, " kata ibu dengan nadadatar.Aku tau ibu sedih, tapi bagaimana lagi... Dalam hati akuberjanji,jika aku telah punya uang banyak, akan kuganti gelang ibutersebut.
Saat kami mulai bekerja, suatu hari kulihat ibu diam termenungsaja.Ternyata ibu butuh uang untuk tambahan belanja dapur. Uang beliau telah habis dipakai adik yang tidak dapat menganggarkan kebutuhannya.Aku langsung teringat bahwa aku punya uang di dompet sebesar seratus ribu rupiah. Uang itu kuberikan pada ibu, yang kemudian langsung memeluk dan menciumku. Jadilah, tiap aku mendapat bonus,akumemberikan sepertiganya pada ibu dan bapak. Kata ibu, beliauselalumenyimpan uangku untuk membeli benda-benda yang disukainyaataubersedekah. Aku turut bahagia bisa mengembalikan 'tabungan' ibuduluyang sering kugunakan untuk berbagai keperluan walaupun dalamjumlahkecil.
Memberikan uang kepada orang tua, walaupun kecil jumlahnyaternyatamengandung keberkahan yang besar. Rasanya walau gajiku kecildanterbatas, Alhamdulillah aku tidak merasa kekurangan. Jika aku ingin membeli sesuatu, Insha Allah dengan jalan yang tak terduga,ternyataada uang untuk itu.
Aku pernah membaca sebuah kisah dalammajalahmuslimah Malaysia tentang seseorang dari kampung yang bekerjasebagaiSPG di kota. Saat wanita itu telah mendapat gaji,abangnyamengingatkan untuk mengirimkan ibu mereka sedikit uang.Walaupunhanya sedikit yang bisa ia berikan, tetapi wajah bahagia ibu dandoasyukur ternyata menambah kebahagiaan hidupnya. Ia lalumembandingkandirinya yang selalu merasa cukup dengan teman sesama SPG yangselalumerasa kekurangan uang. Ternyata temannya itu tidak pernahmaumemberi uang kepada orang tuanya dengan alasan gajinyakecil.Mudah-mudahan apa yang telah kusampaikan pada ibu walaupunjumlahnyajuga sedikit, bisa membuat ibuku bahagia.
Ternyata teman, kadang bukan jumlah rupiahnya yang penting. Memberi uang kepada orangtua,walau sedikit, bermakna besar karena menunjukkan rasa cintakasihkita kepada mereka. Seperti dulu juga saat mereka memberi kitauanguntuk jajan, mungkin rasa bahagia itu sama besarnya. Jikamemangingin memberi orang tua dengan ikhlas, insya Allah akan dibalasAllahlebih banyak. Hidup kita tidak kekurangan dan selalu dalamketenangansoal uang karena doa orang tua agar rezeki kita dimudahkandandilancarkan Allah. Amin.
Untuk mamaku tersayang... I love you.

Selasa, 10 Maret 2009

MAJULAH PK SEJAHTERA

Ha ha ha ha Kan melangkah kaki dengan pasti
Menerobos sgala onak duri
Generasi baru yang tlah dinanti
Tak takut dicaci tak gentar mati
( Ha ha ha ha )
Bagai gelombang terus menerjang
Tuk tumbangkan sgala kedzolimin
Dengan tulus ikhlas untuk keadilan
................................Gapai sejahtera
Takkan surut walau selangkah
Takkan henti walau sejenak
Cita kami hidup mulia atau syahid mendapat surga


ada yang bisa ngisi titik titik nya kah???? :)